JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Penggusuran terhadap warga Kampung Pulo, Jakarta Timur membuat aktivis senior Bursah Zarnubi 'turun gunung'. Bersama sejumlah pimpinan ormas lainnya, Bursah bergabung dengan gerakan 'Lawan Ahok' yang dideklarasikan, Sabtu (22/8/2015) kemarin.
"Saya merasa harus ikut bersuara melihat ada penggusuran yang sangat kejam yang dilakukan oleh Pemprov DKI terhadap warga pribumi," ujar Bursah kepada TeropongSenayan di Jakarta, Minggu (23/8/2015).
Bursah yang juga ketua umum Perhimpunan Gerakan Keadilan (PGK) ini menilai tindakan penggusuran warga Kampung Pulo itu sangat tidak manusiawi. Upaya itu lebih menguntungkan orang kaya dan mengorbankan ribuan warga miskin.
"Sangat sulit untuk tidak dikatakan kejam penggusuran itu. PKL diberangus, pemukiman orang melarat digempur dan diratakan dengan tanah. Apakah Ahok berani meratakan dengan tanah pemukiman orang kaya dan mewah-mewah itu yang berada daerah resapan air?," tantang Bursah.
Ia menduga, langkah galak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terhadap warga Kampung Pulo dinilai sebagai upaya menutupi kasus korupsi di Pemprov DKI, seperti kasus pembelian tanah RS Sumber Waras dan juga soal pemberian izin properti bermasalah kepada para pengembang besar.
Bursah mengingatkan agar Ahok menghentikan cara-cara kotor dalam memimpin DKI. Misalnya, dengan cara mengendalikan media mainstream dengan dana APBD yang dikelolalnya guna menguasai opini serta mengadu Satpol PP dengan rakyat, yang sesungguhnya sama-sama merupakan rakyat.
"Kalau langkah kotor itu tak segera dihentikan, Jakarta tidak saja akan semakin kacau tetapi juga semakin kejam kepada warga sendiri," pungkasnya.
Gerakan Lawan Ahok dideklarasikan Sabtu kemarin oleh sejumlah pimpinan ormas dan LSM. Gerakan ini dimaksudkan untuk melawan cara-cara Ahok dalam memimpin Jakarta, terutama dalam menghadapi warga Kampung Pulo, Jakarta Timur.(yn)