Jakarta
Oleh Sahlan Ake pada hari Sabtu, 29 Agu 2015 - 13:10:26 WIB
Bagikan Berita ini :

Gubernur DKI Dinilai Merugikan Negara, Hatta Taliwang: Tunggu Nasib Anda

53Ahok-Rileks.jpg
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Direktur Institut Ekonomi Politik Soekarno-Hatta (IEPSH) M Hatta Taliwang mengingatkan penguasa DKI Jakarta yang dinilai sudah banyak melakukan tindakan yang merugikan negara.

"Saya ingatkan Mahkamah Intelektual ini adalah tindakan yang terakhir. Tunggu saja nasib Anda," kata Hatta saat melakukan pembukaan dalam diskusi bertajuk 'Mahkamah Intelektual Membedah Dugaan Korupsi Tanah RS Sumber Waras dan Taman BMW' di Jakarta, di Kawasan Ancol, Sabtu (29/8/2014).

Menurutnya, banyak kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta yang menyimpang. Seperti kasus pembelian tanah RS Sumber Waras dan Taman BMW yang terindikasi penyelewengan anggaran negara dalam melakukan pembelian lahan tersebut.

"Kasus-kasus di Jakarta luput dari perhatian hukum, padahal sudah banyak pemberitaan dan banyak info-info, tapi pihak hukum belum juga tergugah," ucapnya.

Hatta mengatakan, seharusnya masalah Hukum di Indonesia memakai Mahkamah Rakyat. Hal ini untuk memberikan keadilan bagi rakyat. (mnx)

tag: #mahkamah intelektual  #kasus lahan rs sumber waras  #kasus taman bmw  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Aksi Mahasiswa: Akumulasi Kekecewaan dan Momentum Pergerakan

Oleh Ida N. Kusdianti
pada hari Kamis, 20 Feb 2025
Gelombang aksi mahasiswa yang kembali mencuat ke permukaan merupakan refleksi dari akumulasi kekecewaan terhadap kondisi politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan di Indonesia. Jargon "Kampus ...
Jakarta

PENUMPANG GELAP REFORMASI

“Aku berkaca di bening air kolam Kulihat wajahku berubah jadi wajah bunglon Dengan lidah yang selalu menjulur dan menjilat-jilat.” (Isti Nugroho, Monolog Penumpang Gelap ...