Jakarta
Oleh Alfian Risfil pada hari Senin, 12 Okt 2015 - 14:53:23 WIB
Bagikan Berita ini :

Ini Dia Penyebab APBD-P DKI Belum Juga Disahkan

20ahok-1234.jpg
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Tarik ulur belum disahkannya Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (RAPBD-P) Pemprov DKI disebabkan karena Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) belum juga ditandatangani oleh Ketua DPRD Prasetiyo Edi Marsudi.

Hal tersebut disampaikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurutnya, Prasetiyo tengah 'ngambek' kepada dirinya akibat tak pernah dihubungi.

"Kamu tanya sama Pak Pras (panggilan Prasetiyo). Makanya, kadang-kadang sama teman itu begitu, susah. Ini namanya teman ngambek. Saya telepon dia, dia cuma bilang bercanda 'Abis lu enggak pernah nyari gue, gue cariin lu enggak angkat-angkat teleponnya'. Ya teman ya kayak begitu hubungannya," kata Ahok menirukan perbincangannya dengan Pras di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (12/10/2015).

Pras sebelumnya sempat menyatakan bahwa Gubernur Ahok pasti membutuhkan DPRD demi kelancaran jalannya pemerintahan dilingkungan Pemprov. Pras mengaku sengaja menunda-nunda menandatangani LKPJ agar Ahok sadar bahwa Pemerintah Daerah itu terdiri dari eksekutif dan legislatif.

Selama ini, kata Pras, Ahok kerap kali tidak menghargai posisi DPRD. Padahal, lanjut politisi PDI-P ini, DPRD adalah mitra pemerintah dalam membangun Ibukota DKI.

"Ternyata dia sekarang mencari Ketua DPRD buat tanda tangan kan? Jelas dia butuh DPRD," kata Pras. (mnx)

tag: #RAPBD-P DKI 2015  #Kemendagri  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Aksi Mahasiswa: Akumulasi Kekecewaan dan Momentum Pergerakan

Oleh Ida N. Kusdianti
pada hari Kamis, 20 Feb 2025
Gelombang aksi mahasiswa yang kembali mencuat ke permukaan merupakan refleksi dari akumulasi kekecewaan terhadap kondisi politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan di Indonesia. Jargon "Kampus ...
Jakarta

PENUMPANG GELAP REFORMASI

“Aku berkaca di bening air kolam Kulihat wajahku berubah jadi wajah bunglon Dengan lidah yang selalu menjulur dan menjilat-jilat.” (Isti Nugroho, Monolog Penumpang Gelap ...